PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Social Service
Center (SSC) merupakan Lembaga Keuangan Sosial
Mahasiswa : Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Sosial-Ekonomi Mahasiswa dalam
Penyelesaian Studi dan Kegiatan Kemahasiswaan Untuk Kejayaan Bangsa
BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS (PKM GT)
Diusulkan Oleh :
M. ARIF SETIADI NIM 0810223156 (KETUA)
HANAFIAH
NIM 0810221019 (ANGGOTA)
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan
tempat
dimana para mahasiswa ditempa sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya mereka mampu menjadi insan akademis. Baik dan buruknya seorang
mahasiswa setelah keluar suatu perguruan tinggi sangat tergantung bagaimana
perguruan tinggi tersebut memainkan perannya, yaitu tergantung dari sarana dan
prasarana, tenaga didiknya, metode didiknya, serta kegiatan-kegiatan lainnya
yang dapat menunjang dan membentuk karakter seorang mahasiswa, termasuk dalam
hal ini adalah organisasi kemahasiswaannya.
Di dalam ranah perguruan
tinggi kita mengenal istilah tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat yang merupakan indikator pencapaian keberhasilan dari
perguruan tinggi tersebut. Untuk mewujudkannya
berbagai usaha telah dilakukan oleh perguruan tinggi serta dukungan bantuan pendidikan baik dari pemerintah
maupun lembaga lainnya. Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah
dukungan dana pendidikan bagi mahasiswa yang latar belakangnya dari keluarga
yang kurang mampu.
Dalam hal pemerataan
pendidikan banyak program beasiswa yang telah direalisasikan baik dari
pemerintah maupun swasta serta unsur lain yang menjadi pemerhati pendidikan. Walaupun
demikian, melalui pengamatan kita secara langsung dilapangan ataupun
pemberitaan dari berbagai media kita masih saja menemukan permasalahan yang
menyangkut dana pendidikan yang menyebabkan mereka harus bekerja sambil
kuliah atau terpaksa berhenti studi
sementara bahkan ada yang sampai putus kuliah. Hal tersebut merupakan bukti
bahwa program yang dilaksanakan belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan
tersebut.
Pada tahun 2003, sejak akhir semester ganjil 2003/2004
musibah beruntun menimpa mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Andalas. Sebulan sehabis lebaran sejumlah mahasiswa harus
masuk rumah sakit karena penyakit kronis bawaan yang diidapnya. Selanjutnya pada Desember 2003, tiga rumah
orang tua mahasiswa mengalami musibah kebakaran. Selama Oktober 2003
sampai dengan bulan Mei 2004
musibah meninggalnya orang tua pun tak ketinggalan menimpa mahasiswa Fakultas Pertanian UNAND. Selain itu tidak sedikit mahasiswa
mengeluh kekurangan dana untuk biaya penelitian atau pembayaran Sumbagan Pembangunan Perkuliahan (SPP). Sejak itulah mulai pemikiran bahwasanya perlu cadangan dana sosial
yang bersifat jangka panjang untuk membantu mahasiswa yang mendapat kesulitan
atau musibah.
Melihat peran
pentingnya organisasi kemahasiswaan bagi mahasiswa, masyarakat, maupun bagi
perguruan tinggi, berbagai dukungan telah diusahakan untuk membantu dalam
pencapaian tujuannya termasuk dalam hal ini yaitu dukungan pendanaan bagi
setiap kegiatan yang dilakukan. Dana untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan
dapat diperoleh dari perguruan tinggi Namun demikian, sering ditemukan dukungan
tersebut belum sepenuhnya mampu menyelesaikan
tersebut dikarenakan kurangnya anggaran ataupun karena alasan birokrasi yang
dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Melihat
kondisi sekarang ini kita bisa melihat
semakin lama arah pergerakan seseorang
semakin menuju kearah individualisme. Banyak orang yang kurang peduli dengan
apa yang terjadi dilingkungannya. Perguruan tinggi yang merupakan tempat dimana
mahasiswa belajar dan pembentukan karakter pribadi, sehingga kedepannya
mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk responsif terhadap
permasalahan disparitas sosial yang terjadi di masyarakat. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperguruan tinggi harus ada suatu wadah yang mampu
membangkitkan jiwa kebersamaan dan kepedulian yang nantinya bisa menghasilkan
orang-orang yang berjiwa sosial yang tinggi dan memiliki pola pemikiran
kerakyatan dalam menyelesaikan permasalahan bangsa ini.
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu
lembaga yang dapat mengatasi dan menjawab berbagai permasalahan diatas.
kelembagaan dibangun berdasarkan jiwa kebersamaan mahasiswa. Sehingga diharapkan
dengan gagasan dibentuknya Social Service Center (SSC) yang
merupakan Lembaga Keuangan Sosial Mahasiswa yang dapat memecahkan permasalahan finansial mahasiswa dalam proses penyelesaian studinya
dan memberikan dukungan terhadap lembaga kemahasiswaan.
Tujuan Penulisan.
Tujuan penulisan ini
adalah merumuskan solusi
untuk permasalahan Sosial Ekonomi Mahasiswa
dalam penyelesaian studi dan
kegiatan – kegiatan sosial serta kegiatan kemahasiswaan. Tujuan penulisan secara rinci adalah :
1.
Menjelaskan adanya permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam
penyelesaian studi dan melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dalam upaya
pengembangan diri (soft skill)
2. Menganalisis realita
permasalahan yang terjadi pada mahasiswa dalam penyelesaian studi dan
melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dalam upaya pengembangan diri (soft
skill) serta pengabdian kepada masyarakat.
3. Merumuskan solusi untuk
permasalahan sosial ekonomi mahasiswa dalam penyelesaian studi dan melaksanakan
kegiatan kemahasiswaan dalam upaya pengembangan diri.
Manfaat Penulisan.
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah mengatasi
permasalahan mahasiswa atau sebagai problem solving terhadap masalah finansial
yang biasa dihadapi oleh mahasiswa dalam menyelesaikan studi akademik maupun
melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dalam upaya pengembangan diri dan
pengabdian kepada masyarakat seperti yang tercantum dalam Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
GAGASAN
Kondisi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Mahasiswa sebagai bagian
dari institusi pendidikan dituntut untuk mampu berprestasi dengan optimal dan
selalu dihadapkan dengan tugas-tugas baik itu yang bersifat akademis maupun
non-akademis (misalnya organisasi kemahasiswaan). Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak
hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib
memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai
moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran
mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi
kehidupan kampus yang harmonis serta juga kehidupan diluar kampus.
Dalam upaya
mewujudkan cita-cita itu, tentu banyak permasalahan, tantangan, hambatan,
rintangan, dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus
kita hadapi itu beraneka ragam corak dan dimensinya. Banyak masalah yang timbul
sebagai warisan masa lalu, banyak pula masalah-masalah baru yang terjadi sekarang
ataupun yang akan datang dari masa depan kita. Dalam menghadapi beraneka
persoalan tersebut, selalu ada kecemasan, kekhawatiran, atau bahkan
ketakutan-ketakutan sebagai akibat kealfaan atau kesalahan yang kita lakukan
atau sebagai akibat hal-hal yang berada di luar jangkauan kemampuan kita,
seperti karena terjadinya bencana alam atau karena terjadinya krisis keuangan
di negara lain yang berpengaruh terhadap perekonomian kita di dalam negeri.
Lebih-lebih
selama 8 tahun terakhir ini,
demikian banyak bencana yang datang bertubi-tubi, baik karena faktor alam
maupun karena faktor kesalahan manusia. Bencana alam seperti tsunami di Aceh
dan Nias dipandang sebagai bencana kemanusiaan yang tergolong sangat luar biasa
skalanya dalam sejarah umat manusia. Bencana tsunami itu disusul pula oleh
berbagai gempa bumi di berbagai daerah dan meletusnya Gunung Merapi yang juga
menimbulkan banyak korban di Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera
Utara dan Sumatera Barat. Segala jenis bencana alam tersebut tentunya
juga sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian rakyat, tidak saja di
daerah bencana, tetapi juga secara luas di seluruh Indonesia
Pada tahun 2003, sejak
akhir semester ganjil 2003/2004 musibah beruntun menimpa mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Sebulan sehabis
lebaran sejumlah mahasiswa harus masuk rumah sakit karena penyakit kronis
bawaan yang diidapnya. Selanjutnya
pada Desember 2003, tiga rumah orang tua mahasiswa mengalami musibah
kebakaran. Selama Oktober 2003 sampai dengan bulan Mei 2004 musibah meninggalnya orang tua
pun tak ketinggalan menimpa mahasiswa Fakultas Pertanian UNAND.
Selain itu, mahasiswa sebagian besar sumber
keuangannya berasal dari orangtua dan sedikit sekali yang mandiri dalam
memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga adanya beberapa kendala-kendala yang
biasa dihadapi oleh mahasiswa, seperti kiriman uang belanja yang kurang lancar.
Meninggalnya orangtua yang mencari nafkah sebagai sumber pencari pendapatan keluarga
dan musibah yang ditimpa keluarga juga turut mempengaruhi kondisi keuangan
mahasiswa. Akibatnya tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh kekurangan dana
untuk biaya penelitian atau pembayaran Sumbagan Pembangunan Perkuliahan (SPP).
Sejak itulah mulai pemikiran bahwasanya perlu cadangan dana sosial yang
bersifat jangka panjang untuk membantu mahasiswa yang mendapat kesulitan atau
musibah.
Organisasi Mahasiswa di Fakultas Pertanian UNAND
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 155 /u/1998 tentang pedoman umum organisasi
kemahasiswaan di perguruan tinggi pada
pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan
kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan
tinggi dan pada ayat 3 juga
dijelaskan organisasi
kemahasiswaan antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan
sekaligus meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan.
Selanjutnya pada pasal 5 dijelaskan fungsi
organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi yaitu sebagai sarana dan wadah:
1.
Perwakilan
mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi
mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan;
2.
Pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan;
3.
Komunikasi
antar mahasiswa;
4.
Pengembangan
potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan
intelektual yang berguna di masa depan;
5.
Pengembangan
pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa;
6.
Pembinaan
dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam melanjutkan
kesinambungan pembangunan nasional;
7.
Untuk
memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-norma
agama, akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan.
Bentuk-bentuk organisasi yang pada umumnya ada di perguruan tinggi meliputi
kegiatan Penalaran dan Keilmuan/
Keahlian/Keprofesian, Pengembangan minat dan bakat, Pengembangan kepedulian
sosial dan lingkungan, pengembangan organisasi serta kegiatan penunjang lainnya.
Adapun organisasi yang berada di Fakultas Pertanian UNAND meliputi Himpunan
Mahasiswa (HIMA) antara lain : Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEKTA)
yang kini berubah menjadi Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI), Himpunan
Mahasiswa Agoekoteknologi (HIMAgreTa), Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON),
Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (HMPT), dan Group Mahasiswa Ilmu Tanah
(GMIT).
Selanjutnya terdapat beberapa Unit Kegiatan Fakultas (UKF) yaitu Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Unit Kegiatan Seni
(UKS), Unit Kegiatan Olahraga (UKO), Forum Studi Dinamika Islam (FORSTUDI),
Komunitas Mahasiswa Mencintai Alam (KOMMA), Agriculture Information Technology
Club (AgITC), Agriclture Bridge Club (AgBC), dan Komunitas Mahasiswa Ilmiah
Pertanian (KMIP).
Melihat banyaknya bentuk organisasi
kemahasiswaan tersebut dengan
beragam peranan dan
tujuannyapun sangat beragam dan sangat bermanfaat perlu disini ada dukungan
keuangan yang mampu merangsang setiap lembaga kemahasiswaan agar tetap aktif dalam melaksanakan setiap
kegiatannya, sehingga apa yang menjadi visi dan misinya bisa tercapai. Dari sekian banyak organisasi kemahasiswaan, belum ada organisasi kemahasiwaan yang
dapat menyediakan dana dalam jangka panjang untuk menanggulangi permasalahan
mahasiswa yang sifatnya insidentil dan mendesak yang harus segera diselesaikan
dan cadangan dana untuk dukungan terhadap kegiatan lembaga kemahasiswaan.
Social Service Center (SSC) merupakan Lembaga Keuangan Sosial
Mahasiswa Sebagai Gagasan dalam Pengentasan Masalah Mahasiswa dalam
Penyelesaian Studi dan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan
Pada masa
kini, banyak permasalahan yang terjadi dikalangan mahasiswa baik itu dalam
proses penyelesaian studi akademik maupun dalam kegiatan kemahasiswaan.
Sebenarnya hal tersebut dapat diatasi dengan semangat kebersamaan dan
solidaritas yang tinggi dan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Namun realita
saat ini kita bisa melihat semakin lama arah pergerakan semakin kearah individualisme yang hanya mementingkan kepentingan pribadi
atau suatu kelompok maupun lembaga saja. Disini terlihat kurangnya koordinasi dan
integrasi dari setiap lembaga yang ada. Banyak orang yang kurang peduli dengan apa yang
terjadi dilingkungannya. Padahal
manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin dapat memenuhi semua
kebutuhannya sendiri.
Mahasiswa
seharusnya tidak hanya terfokus pada kuliah saja, tetapi juga harus jeli dengan
keadaan lingkungan sekitar, aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan, dan
ikut serta dalam pengabdian kepada masyarakat. Oleh sebab itu pembentukan Social Service
Center (SSC) sebagai Lembaga Keuangan
Sosial Mahasiswa merupakan suatu gagasan untuk mengatasi permasalahan mahasiswa
dengan semangat kebersamaan dan rasa solidaritas yang tinggi. Dengan menghimpun potensi yang ada pada mahasiswa,
civitas akademika dan masyarakat serta pemerhati pendidikan lainnya dalam suatu
wadah sosial.
Gagasan Social Service Center (SSC) sebagai Lembaga Keuangan Sosial Mahasiswa sebaiknya diaplikasikan pada tingkat fakultas
pada sebuah perguruan tinggi. Hal ini
dimaksudkan agar kinerja dari lembaga ini lebih efektif dibandingkan pada
tingkat universitas / perguruan tinggi. Keunggulannya yaitu mudah diakses, lebih
mengenal dan memahami
mahasiswa yang mengalami masalah finansisal. Serta dapat mengurangi
biaya dan resiko dalam penyaluran dana maupun bantuan.
Peran Perguruan Tinggi, Organisasi Mahasiswa
Fakultas, Masyarakat dan Mahasiswa Guna Mendukung Terbentuknya Social
Service Center (SSC) sebagai Lembaga Keuangan Sosial Mahasiswa.
Social Service
Center (SSC) sebagai Lembaga Keuangan Sosial Mahasiswa ini tidak dapat berjalan secara
efektif apabila tidak didukung oleh pihak-pihak terkait yang saling bersinergi.
Perguruan Tinggi, Organisasi Mahasiswa Fakultas, Masyarakat dan Mahasiswa Guna
Mendukung kelancaran kinerja Social Service Center (SSC) sebagai Lembaga
Keuangan Sosial Mahasiswa. Berikut ini spesifikasi masing-masing peran terkait
:
1.
Dekan merupakan pimpinan tertinggi pada tingkat
fakultas pada suatu perguruan tinggi berperan sebagai pihak yang memberikan
legalitas untuk berdirinya suatu organisasi mahasiswa di fakultas. Di skema
gagasan ini, berperan dalam pembentukan Social Service Center (SSC). Serta kordinasi
dalam penyediaan data, bantuan dana, dan aturan beserta sanksi guna mendukung tercapainya tujuan berdirinya SSC ini.
2.
Ketua Organisasi Mahasiswa tingkat Fakultas seperti
BEM, DPM, HIMA dan UKF melakukan
koordinasi bersama dan mengajukan usulan perlunya pembentukan suatu lembaga
keuangan sosial mahasiswa kepada pimpinan perguruan tinggi tingkat fakultas
untuk diberikan legalitasnya sebagai suatu lembaga. Selanjutnya menjadi mitra dan mengawasi terhadap kegiatan
SSC yang disebut sebagai Dewan Kehormatan (DK). Pengawasan hendaknya dilakukan
secara intensif misalnya seminggu dua kali. Agar tidak terjadi penyelewengan
dalam pengelolaan dana SSC.
3.
Donatur yang dapat berasal dari kalangan civitas
akademika, masyarakat maupun instansi yang tentunya bersifat tidak terikat
berperan dalam pemberi dana maupun bantuan lain untuk kegiatan SSC.
4.
Masyarakat berperan sebagai penerima dana dan
bantuan dari SSC. Dana dan bantuan tersebut berupa dana dan bantuan kemanusiaan
melalui program kegiatan SSC dalam hal pengabdian masyarakat maupun
penaggulangan bencana.
5.
Mahasiswa berperan sebagai pengelola maupun penerima
dana SSC. Dana tersebut nantinya dapat berbentuk pinjaman maupun santunan yang
akan digunakan mahasiswa sebagai pembayaran biaya penelitian, biaya SPP, biaya
hidup yang bersifat mendesak dan santunan atas musibah yang dialami.
Langkah-langkah Strategis Social Service Center
(SSC) dalam Menyelesaikan Permasalahan Sosial Ekonomi Mahasiswa,
Pengembangan Soft Skill, Bantuan terhadap lembaga dan pengabdian kepada
Masyarakat.
Langkah-langkah strategis
untuk mengimplementasikan SSC adalah sebagai berikut :
1.
Perguruan Tinggi memiliki mahasiswa dan menerima
mahasiswa baru setiap tahunnya. Menyediakan data mahasiswa dan berkoordinasi
dengan SSC.
2.
Dana dihimpun dari Iuran wajib mahasiswa lama dan
mahasiswa baru serta donatur yang berasal dari pihak swasta, masyarakat, maupun
dosen memberikan bantuan dana yang bersifat tidak mengikat, yang
selanjutnya dikelola dan disalurkan oleh
SSC kepada mahasiswa yang membutuhkan maupun dalam bentuk kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
3.
Ketua Organisasi Mahasiswa tingkat Fakultas seperti
BEM, DPM, HIMA dan UKF menjadi mitra dan mengawasi terhadap kegiatan SSC yang
disebut sebagai Dewan Kehormatan (DK).
4.
Social Service Center (SSC) yang berskala mikro dikelola langsung oleh
mahasiswa pada tingkat fakultas dan dibina langsung oleh pimpinan fakultas
bidang kemahasiswaan dan diawasi oleh
lembaga-lembaga yang ada pada fakultas tersebut, yang selanjutnya disebut
sebagai dewan kehormatan (DK). SSC ini berfungsi antara lain sebagi berikut:
a.
Mewujudkan terbentuknya suatu wadah
sosial untuk mengembangkan solidaritas dan kepedulian sosial sesama serta
kelangsungan lembaga -lembaga kemahasiswaan.
b.
Menghimpun
potensi mahasiswa, civitas akademika,
swasta dan masyarakat yang menaruh perhatian terhadap
sosial ekonomi dan masalah mahasiswa dalam menempuh studi.
c.
Memberikan
bantuan berupa tindakan sosial dan ekonomi kepada mahasiswa yang mengalami
kesulitan - kesulitan untuk menunjang kebutuhan organisasi kemahasiswaan
d.
Menumbuhkembangkan
jiwa kewirausahaan sosial.
5.
Dana yang ada pada SSC akan dipergunakan dalam
berbagai bentuk, antara lain:
a.
Pelayanan pinjaman mahasiswa. Pinjaman ini diberikan
berdasarkan permohonan mahasiswa terhadap permasalahan yang menyangkut
keberlangsungan akademiknya.
b.
Pelayanan santunan. Santunan diberikan kepada
mahasiswa yang terkena musibah, misalnya bencana alam, sakit kronis, operasi,
meinggalnya orang tua yang merupaan sumber dana untuk perkuliahan.
c.
Dukungan kegiatan lembaga. Dukungan yang diberikan
berupa bantuan dana operasional untuk menyelenggarakan suatu kegiatan
kemahasiswaan dalam mengembangkan soft skill mahasiswa maupun dalam
bentuk pengabdian kepada masyarakat.
d.
Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial yang dapat membentuk solidaritas dikalangan
mahasiswa dan masyarakat.
e.
Pengembangan dana SSC.
Dalam
menjalankan skema ini, perlu adanya dukungan dari pihak akademik berupa
penyediaan data mahasiswa dan aturan-aturan yang mendukung, agar berjalannya
fungsi SSC. Selain itu pengelolaan dana SSC harus transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan karena menyangkut moralitas dan kepentingan umum. Gagasan
ini untuk memberikan solusi dalam mengatasi masalah sosial ekonomi mahasiswa
dalam melanjutkan studi akademik
maupun melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dalam upaya pengembangan diri dan
pengabdian kepada masyarakat. Manfaat/dampak yang diperoleh dari gagasan
tersebut adalah :
1.
Terwujudnya solidaritas sesama mahasiswa dalam
mengatasi permasalahan yang ada pada mahasiwa.
2.
Memberikan pelayanan pinjaman, santunan dan dukungan
kegiatan organisasi kemahasiswaan yang akan melancarkan proses penyelesaian
studi akademik dan meningkatkan soft skill mahasiswa.
3.
Berdirinya unit usaha dengan konsep kewirausahaan
sosial untuk mengembangkan dana yang ada agar lembaga menjadi lebih dinamis dan
memberikan nilai tambah.
4.
Meningkatnya kepedulian dan partisipasi mahasiswa
terhadap pengembangan masyarakat.
KESIMPULAN
Social Service Center (SSC) merupakan Lembaga Keuangan Sosial Mahasiswa sebagai
salah satu gagasan untuk mengatasi permasalahan sosial-ekonomi mahasiswa,
menunjang kegiatan lembaga kemahasiswaan dalam usaha penegembangan soft
skill mahasiswa dan pengabdian kepada masyarakat. Peran Perguruan Tinggi
dalam gagasan ini adalah memberikan legalitas kepada lembaga, penyediaan data
mahasiswa, bantuan dana, aturan serta sanksi dalam mendukung tercapainya tujuan
berdirinya SSC ini. Kemudian adanya ketua Dewan Kehormatan (DK) yang akan
membantu dalam koordinasi dengan seluruh lembaga dan mengawasi SSC ini yang
juga ikut bertanggung jawab terhadap penggunaan dana yang dihimpun oleh SSC.
Namun hal tersebut dinilai belum cukup jika tidak dibarengi dengan social
punishment untuk mencegah terjadinya moral hazard. Pengelolaan
dilakukan secara transparan dan juga harus diawasi secara intensif oleh Dewan
Kehormatan (DK) sehingga dana benar-benar diberdayakan secara optimal, maka
akan memberikan manfaat positif terutama dalam mengatasi permasalahan sosial-ekonomi mahasiswa, dan
kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, serta terwujudnya solidaritas dikalangan
mahasiswa dan masyarakat untuk mewujudkan kejayaan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie,
J. (2010). Pemuda dan Mahasiswa Indonesia, Optimisme Menuju Pencerahan Masa Depan Bangsa
Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 155 /u/1998 tentang pedoman umum organisasi
kemahasiswaan di perguruan tinggi.
Perpres RI
No.5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014.