IMPLEMENTASI
STRATEGI
A. HAKIKAT IMPLEMENTASI STRATEGI
Formulasi
strategi dan implementasi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut :
1.
Perumusan strategi adalah memosisikan
kekuatan sebelum dilakukan tindakan
2.
Implementasi strategi adalah mengelola
kekuatan yang mengelola semua hal selama tindakan dijalankan
3.
Perumusan strategi berfokus pada
efektivitas
4.
Implementasi strategi berfokus pada efisiensi
5.
Implementasi strategi terutama adalah proses operasional
6.
Perumusan strategi membutuhkan keahlian
intuitif dan analisis yang baik
7.
Implementasi strategi membutuhkan
motivasi khusus dan keahlian kepemimpinan
8.
Perumusan strategi membutuhkan
koordinasi diantara beberapa individu
9.
Implementasi strategi membutuhkan
koordinasi diantara banyak individu
PERSPEKTIF MANAJEMEN
Dalam
semua organisasi kecuali yang terkecil, transisi dari perumusan strategi ke
implementasi strategi membutuhkan perpindahan tanggung jawab dari para penyusun
strategi ke manajer divisional dan fungsional.
Isu-isu manajemen strategi seputar :
-
Menyusun tujuan tahunan
-
Membuat kebijakan
-
Mengalokasikan sumber daya
-
Mengubah struktur organisasi yang ada
-
Restrukturisasi dan desain ulang
-
Merevisi rencana insentif dan pemberian
imbalan kepada karyawan
-
Meminimalkan resistensi terhadap
perubahan
-
Menyelaraskan manajer dengan strategi
-
Mengembangkan budaya yang mendukung
strategi
-
Mengadaptasikan proses produksi
-
Mengembangkan fungsi SDM yang efektif
-
Melakukan penyusutan ukuran perusahaan
B. TUJUAN TAHUNAN
Tujuan
tahunan sangat esensial bagi implementasi strategi karena :
1.
Menunjukkan pengalokasian sumberdaya
2.
Merupakan mekanisme utama untuk
mengevaluasi para manajer
3.
Merupakan instrumen utama untuk
memonitor kemajuan dalam mencapai tujuan jangka panjang
4.
Membuat prioritas divisional dan
departemental dalam organisasi
Tujuan tahunan
merupakan panduan bagi tindakan, arahan, dan penyaluran usaha dan aktivitas
dari anggota organisasi. Tujuan tahunan memberikan sumber legitimasi dalam
perusahaan sebagai alat justifikasi di depan pemilik kepentingan. Tujuan
tahunan merupakan standar kinerja dan merupakan sumber penting bagi motivasi
dan identifikasi karyawan. Tujuan tahunan memberikan dasar bagi desain
organisasi.
Litbang Produksi Pemasaran Keuangan Personalia
C. KEBIJAKAN
Kebijakan merupakan
instrumen dari implementasi strategi. Kebijakan menciptakan penghalang,
batasan, hambatan dalam bentuk tindakan administratif yang dapat diambil untuk
memberi penghargaan dan perhatian pada perilaku.Kebijakan tersebut memungkinkan
karyawan dan manajer memahami apa yang diharapkan dari mereka, sehingga
meningkatkan kemungkinan bahwa strategi akan diimplementasikan secara sukses.
D. ALOKASI SUMBERDAYA
Alokasi sumberdaya
adalah aktivitas sentral dalam manajemen yang memungkinkan eksekusi terhadap
strategi. Dalam organisasi yang tidak memakai pendekatan manajemen strategis,
dalam pengambilan keputusan, alokasi sumberdaya terkadang didasarkan pada
faktor personal maupun politik. Manajemen strategis memungkinkan sumberdaya
bisa dialokasikan berdasarkan prioritas yang dibuat dalam tujuan tahunan.
Semua organisasi memiliki 4 sumberdaya
yang digunakan untuk mencapaiu tujuan yang diinginkan, yaitu : sumberdaya
keuangan, fisik, manusia, dan teknologi.
E. MENGELOLA KONFLIK
Ketergantungan antara
tujuan dan persaingan atas sumberdaya yang terbatas terkadang mengarahkan pada
konflik. Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu ketidaksepakatan antara dua
pihak atau lebih dalam suatu isu atau beberapa isu. Membuat tujuan tahunan
mengakibatkan terjadinya konflik karena manajer dan penyusun strategi harus
melakukan trade off.
Konflik tidak selalu
buruk. Tidak adanya konflik merupakan sinyal terjadinya apatisme dan indiferen.
Konflik dapat dijadikan alat untuk mendorong kelompok yang berhadapan untuk
bertindak dan mungkin membantu manajer mengidentifikasi masalah.
Berbagai pendekatan
dalam mengelola dan menyelesaikan konflik dapat diklasifikasikan dalam tiga
kategori:
1.
Penghindaran, merupakan tindakan untuk
mengabaikan masalah dengan harapan konflik dapat selesai dengan sendirinya atau
secara fisik memisahkan individu-individu yang berkonflik
2.
Penyatuan, termasuk menyingkirkan
perbedaan antar pihak yang berkonflik dan disaat bersamaan menekankan kesamaan
dan kepentingan bersama, berkompromi sehingga tidak ada pihak yang merasa
dikalahkan atau dimenangkan
3.
Konfrontasi, bisa disederhanakan dengan
saling bertukar anggota antar pihak yang berkonflik sehingga masing-masing akan
mengerti sudut pandang pihak lain
F. MENYESUAIKAN STRUKTUR DENGAN
STRATEGI
Perubahan dalam
strategi membutuhkan perubahan struktur organisasi karena dua alasan utama.
Pertama, struktur secara luas menunjukkan bagaimana tujuan dan kebijakan dibuat
kedua, mengapa perubahan dalam strategi terkadang membutuhkan perubahan
struktur adalah karena struktur menunjukkan bagaimana sumberdaya akan dialokasikan.
Perusahaan kecil
cenderung untuk membuat struktur yang fungsional (terpusat). Perusahaan besar
cenderung menggunakan struktur matriks atau unit bisnis strategis seiring
pertumbuhan organisasi struktur mereka biasanya berubah dari struktur yang sederhana
menjadi kompleks sebagai hasil dari penggabungan atau penyatuan beberapa
strategi dasar menjadi satu kesatuan.
HUBUNGAN
STRATEGI-STRUKTUR CHANDLER
1.
Struktur Fungsional
Struktur fungsional
mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis, seperti produksi,
pemasaran, keuangan, litbang, dan sistem informasi manajemen.
2.
Struktur Divisional
Atau struktur
desentralisasi dapat disusun dalam salah satu dari empat cara ini : berdasarkan
area geografis, berdasarkan produk atau jasa adalah paling efektif menerapkan
strategi ketika produk dan jasa yang spesifik memrlukan penekanan khusus,
berdasarkan konsumen, atau berdasarkan proses. Hampir bagi seluruh perusahaan
besar dan kecil keuntungan struktur divisional melebihi potensi keterbatasan
yang dimilikinya.
3.
Struktur Strategic Business Unit (SBU)
Struktur SBU ini
mengelompokkan divisi-divisi yang sama ke dalam unit bisnis strategis dan
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab untuk setiap unit kepada eksekutif
senior. Dua kelemahan struktur ini adalah bahwa ia memerlukan tambahan lapisan
manajemen, yang mengakibatkan meningkatnya pengeluaran gaji dan peran dari
wakil presiden untuk grup tersebut menjadi kurang jelas.
4.
Struktur Matriks
Struktur matriks adalah
yang paling kompleks dari semua desain yang ada karena ia bergantung pada alur
kewenangan dan komunikasi vertikal maupun horizontal.
G. RESTRUKTURISASI, REENGINEERING, DAN
E-ENGINEERING
Restrukturisasi atau
juga disebut pengurangan, rightsizing, atau penghilangan lapisan adalah mengurangi
ukuran perusahaan dalam artian jumlah karyawan, devisi, atau unit, dan tingkat
hirarki dalam struktur organisasi perusahaan.
Reengineering disebut
juga manajemen proses, inovasi proses, dan desain ulang proses. Meliputi
konfigurasi ulang atau desain ulang pekerjaan, tugas, dan proses-proses untuk
tujuan meningkatkan biaya, kualitas, layanan, dan kecepatan. Reengineering
biasanya tidak mempengaruhi struktur atau bagan organisasi, ataupun
mengakibatkan pemecatan atau kehilangan pekerjaan
RESTRUKTURISASI
ü Perusahaan
terkadang melakukan Restrukturisasi ketika beberapa rasio tampak tidak sesuai
dengan harapan, dibandingkan dengan yang dimiliki pesaing setelah kita
melakukan benchmarking. Benchmarking merupakan membandingkan perusahaan dengan
perusahaan terbaik yang ada di industri
REKAYASA ULANG
ü Alasan
bagi perusahaan untuk melakukan rekayasa ulang dalah sebagai berikut :
-
Banyak perusahaan yang secara historis
diorganisasikan secara vertikal berdasarkan fungsi bisnis
-
Pengaturan ini mengakibatkan pola pikir
yang berdasarkan fungsi bisnis oleh manajer dan karyawan daripada pola pikir
yang memikirkan pelayanan pelanggan
-
Semua perusahaan cenderung untuk lebih
birokratis
8.
Menghubungkan Kinerja dan Gaji dengan Strategi
Pengawasan
staf dengan sistem penggajian seringkali menghambat para manajer lini untuk
menggunakan kompensasi keuangan sebagai alat strategis. Fleksibilitas terkait
dengan kompensasi manajemen dan karyawan diperlukan sehingga terjadi dalam
perubahan struktur kompensasi jangka pendek yang dapat merangsang usaha-usaha
untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.
Bagaimana
sistem kompensasi suatu organisasi dapat terkait lebih erat dengan kinerja
strategis? Bagaimana keputusan mengenai kenaikan gaji, promosi, uang jasa, dan
bonus dapat dijalankan untuk mendukung tujuan strategis jangka panjang
organisasi? Persentase bonus tahunan seorang manajer terkait dengan hasil
jangka pendek dan jangka panjang harus bervariasi berdasarkan tingkat hierarkis
dalam organisasi.
Dalam
upaya menekan biaya dan meningkatkan produktivitas, semakin banyak perusahaan
jepang beralih dari pendekatan gaji berbasis senioritas menjadi berbasis
kinerja.
Pembagian laba (profit sharing) adalah bentuk
kompensasi insentif lain yang digunakan secara luas. Pajak, penetapan harga,
atau akuisisi dapat menghanguskan laba. Selain itu, perusahaan juga berusaha
meminimalkan laba dalam upaya untuk menurunkan pajak yang harus dibayarkannya.
Kriteria lain yang juga digunakan luas untuk menghubungkan kinerja dan gaji
dengan strategi adalah pembagian hasil.
Pembagian Hasil (Gain Sharing)
mendorong karyawan atau departemen menetapkan target kinerja jika hasil
aktualnya melampaui tujuan, seluruh anggota mendapatkan bonus. Kriteria seperti
penjualan, laba, efisiensi produksi, kualitas dan keamanan juga bisa menjadi
dasar untuk sistem bonus yang
efektif. Sistem bonus dapat menjadi sebuah alat yang efektif untuk memotivasi
individu guna mendukung upaya-upaya penerapan strategi.
Lima
pertanyaan uji berikut sering digunakan untuk menentukan apakah sebuah skema
gaji atas dasar kinerja akan menguntungkan perusahaan :
1)
Apakah skema tersebut merebut perhatian?
Apakah orang lebih banyak berbicara mengenai aktivitas mereka dan sangat bangga
dengan keberhasilan awal berdasarkan skema itu?
2)
Apakah karyawan memahami skema tersebut?
Dapatkan partisipan menjelaskan cara kerjanya dan apa yang mereka perlu lakukan
untuk memperoleh insentif?
3)
Apakah skema tersebut meningkatkan
komunikasi? Apakah karyawan jadi tahu lebih banyak daripada yang sudah-sudah
mengenai misi, rencana, dan tujuan perusahaan?
4)
Apakah skema tersebut menepati
janjinya?apakah insentif memang dibayarkan untuk hasil yang diinginkan dan
ditahan ketika tujuantidak berhasil dicapai?
5)
Apakah perusahaan atau unit jadi
memiliki kinerja yang lebih baik?apakah laba naik> apakah pangsa pasar
meningkat?apakah hasil-hasil yang didapat merupakan bagian dari insentif?
Selain sistem bonus
ganda, kombinasi berbagai insentif stratgei peenghargaan, seperti kenaikan
gaji, opsi saham, tunjangan-tunjangan karyawan, promosi, pujian, pengakuan,
kritik, rasa takut, otonomi pekerjaan yang lebih besar dan hadiah dapat
digunakan untuk mendorong manajer dan karyawan bekerja lebih keras demi
penerapan strategi yang berhasil. Opsi untuk mengajak orang, departemen, dan
divisi agar secara aktif mendukung aktivitas-aktivitas penerapan strategi di
suatu organisasi nyaris tanpa batas.
9.
Mengelola Resistensi Terhadap Perubahan
Tidak
ada organisasi atau individu yang dapat menghindari perubahan. Akan tetapi,
pemikiran tentang perubahan memunculkan kekhawatiran sebab orang takut akan
kerugian ekonomis, ketidaknyamanan, ketidakpastian, dan keterputusan dari
pola-pola sosial yang umum. Hampir setiap perubahan struktur, teknologi,
manusia, atau strategi mempunyai potensi untuk menganggu pola interaksi yang
sudah nyaman. Oleh karena alasan ini, orang menolak perubahan. Proses manajemen
strategis terdiri dapat menyebabkan perubahan besar pada individu dan proses.
Mereorientasi organisasi agar orang mau berfikir dan bertindak secara strategis
bukanlah tugas yang mudah.
Resistensi
terhadap perubahan bisa dianggap sebagai ancaman terbesar
bagi penerapan strategi yang berhasil. Orang sering menolak penerapan strategi
karena mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi atau mengapa perubahan
tersebut muncul. Dalam kasus tersebut, karyawan mungkin hanya perlu diberi
informasi akurat. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan
manajer untuk mengembangkan suatu iklim organisasi yang kondusif bagi
perubahan. Perubahan harus dipandang oleh manajer dan karyawan sebagai peluang
dan bukannya ancaman.
Resistensi terhadap
perubahan bisa muncul di tahap atau di tingkat manapun dari proses penerapan
strategi. Strategi perubahan paksa
meliputi dikeluarkannya perintah dan kewajiban untuk menjalankan perintah
tersebut. Keunggulan strategi ini terletak pada kecepatannya tetapi sisi
negatifnya adalah rendahnya komitmen dan tingginya resistensi. Strategi perubahan edukatif adalah
strategi yang menyajikan informasi untuk meyakinkan orang akan perlunya perubahan,
kelemahan strategi perubahan edukatif adalah bahwa penerapannya menjadi lambat
dan sulit. Namun, jenis strategi ini menghasilkan komitmen yang lebih tinggi
dan resistensi yang lebih sedikit dripada strategi perubahan paksa. Strategi perubahan rasional adalah
strategi yang berusaha meyakinkan individu-individu bahwa perubahan itu perlu
demi keuntungan atau kepentingan pribadi mereka. Jika upaya ini berhasil,
penerapan strategi dapat dijalankan dengan relatif mudah. Meski demikian, perubahan penerapan jarang yang menawarkan keuntungan bagi
semua pihak. Manajer dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan penerapan
strategi dengan secara cermat menyusun upaya-upaya perubahan.
Oleh karena berbagai
faktor eksternal dan internal, perubahan merupakan fakta kehidupan dalam
organisasi. Tingkat, kecepatan, besar dan arah perubahan bervariasi dari waktu
ke waktu menurut industri dan organisasinya. Para penyusun strategi harus
berusaha menciptakan lingkungan kerja dimana perubahan diakui sebagai sesuatu
yang perlu dan baik sehingga individu-individu lebih mudah beradaptasi dengan
perubahan.
Para penyusun strategi
bisa mengambil sejumlah tindakan positif untuk meminimalkan resistensi manajer
dan karyawan terhadap perubahan. Perubahan organisasional dewasa ini harus dilihat
sebagai proses yang berkelanjutan daripada suatu proyek atau kejadian. Manajer
perlu mengantisipasi perubahan dan idealnya menjadi pengagas dari perubahan
tersebut.
10.
Mengelola Lingkungan Hidup
Semua
fungsi bisnis dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup atau
oleh upaya untuk mencari laba. Baik karyawan maupun konsumen sangat keberatan
dengan perusahaan yang lebih banyak mengambil dri dibandingkan memberi kepada
lingkungan hidup. Tantangan ekologis yang dihadapi oleh semua organisasi
mendorong para manajer untuk merumuskan strategi yang menjaga dan melestarikan
sumber daya alam sekaligus mengendalikan polusi. Banyak perusahaan mulai
mengembangkan lini-lini produk hijau yang bisa terurai dan atau terbuat dari
produk hasil daur ulang.
Mengelola
masalah-masalah lingkungan bisa jadi bukan sekedar fungsi teknis yang
dijalankan oleh kalangan tenaga ahli di perusahaan, penekanan yang lebih besar
harus diberikan pada pengembangan perspektif lingkungan hidup di kalangan
seluruh karyawan dan manajer perusahaan. Perusahaan perlu merumuskan dan
menerapkan strategi perspektif lingkungan hidup. Strategi –strategi lingkungan
hidup mencakup pengembangan atau akuisis bisnis ramah lingkungan, divestasi
atau beralih dari bisnis yang merusak lingkungan, uoaya untuk menjadi produsen
berbiaya rendah melalui minimalisasi limbah dan konservasi energi serta
pelaksanaan strategi diferensiasi melalui fitur produk yang hijau.
11.
Menciptakan Budaya yang Mendukung Strategi
Para
penyusun strategi harus berusaha keras untuk melestarikan, menekankan, dan
membangun berdasarkan aspek-aspek budaya (culture) yang ada yang mendukung
strategi baru yang diusulkan. Jack Duncan mendeskripsikan triangulasi sebagai
sebuah teknik multimetode yang efektif untuk mempelajari dan mengubah budaya
perusahaan.
Schein
menunjukkan bahwa elemen2 berikut ini sangat bermanfaat untuk mengaitkan budaya
dengan strategi :
1)
Pernyataan resmi filosofis, akta
pendirian, kredo, materi perusahaan uang digunakan untuk merekrut dan
menyeleksi serta sosialisasi.
2)
Mendesain ruang, serambi, dan bangunan.
3)
Memberikan teladan, pengajaran dan
pelatihan oleh pimpinan.
4)
Sistem kompensasi dan status juga sistem
promosi yang tegas.
5)
Kisah legenda, mitos dan perumpaman
mengenai orang2 serta kejadian2 penting.
6)
Apa yang diperhatikan, diukur dan
dikendalikan oleh pimpinan.
7)
Reaksi pimpinan terhadap peristiwa
penting dan krisis organisasi.
8)
Bagaimana organisasi dirancang dan
disusun.
9)
Sistem dan prosedur organisasi.
10) Kriteria
yang digunakan untuk merekrut, menyeleksi, mempromosikan, mengeluarkan,
memensiunkan dan mengucilkan orang.
Budaya
Meksiko
Pengusaha
di meksiko mencari pekerja yang penurut, penuh rasa hormat, dan patuh,alih-alih
kreatif inovatif dan mandiri. Pekerja meksiko cenderung berorientasi pada
aktifitas ketimbang pemecahan masalah. Pengusaha meksiko bersifat paternalitas,
memberikan lebih dari sekedar gaji atau upah bagi para karyawannya, namun
sebagai balasannya mereka mengharapkan kesetiaan. Di Meksiko, rekanan bisnis
jarang saling menjamu di rumah mereka, yang merupakan tempat yang digunakan
secara eksklusif untuk teman-teman dekat dan kerabat. Pekerja meksiko ingin
diawasi secara ketat, diperhatikan, dan dikoreksi dengan cara-cara yang halus.
Orang meksiko tidak merasa wajib mematuhi aturan-aturan yang tidak terkait
dengan seseorang yang menjadi atasan mereka atau yang tidak mereka kenal dengan
baik.
Budaya
Jepang
Orang
jepang menaruh perhatian yang besar pada loyalitas kelompok dan konsensus
sebuah konsep yang mereka sebut Wa. Wa meminta seluruh anggota kelompok setuju
dan bekerjasama. Hal ini menghasilkan diskusi dan kompromi yang konstan. Para
manajer jepang mengevaluasi daya tarik potensial dari keputusan bisnis
alternatif dam pengertian efek jangka panjang terhadap Wa kelompok. Sebagian
besar manajer jepang kelihatan klem, pendiam, berjarak, introspektif dan
berorientasi pada orang lain. Ketika dihadapkan pada pertanyaan atau opini yang
menganggu,manajer jepang cenderung mengambil sikap diam, alih-alih
menanggapinya secara langsung, membela diri mereka dengan penjelasan dan
argumen.
12.
Masalah – Masalah Produksi/Operasi Ketika Menerapkan Strategi
Kapabilitas,
keterbatasan dan kebijakan produksi operasi dapat secara signifikan membantu
atau menghambat percapaian tujuan. Proses produksi biasanya merupakan lebih
dari 70% total aset sebuah produksi. Keputusna terkait bagian produksi,lokasi
pabrik, desain produk, pilihan peralatan, jenis peralatan, pengendlian
persediaan dll dapat memiliki dampak yang dramatis terhadap keberhasilan atau
kegagalan upaya penerapan strategi.
Pendekatan
produksi Just In Time (JIT) tak lekang oleh waktu. Secara signifikan, JIT mampu
mengurangi biaya penerapan strategi.
13.
Masalah SDM ketikaa menerapkan Strategi
Pekerjaan
manajer SDM berubah dengan cepat ketika perusahaan melakukan perampingan dan
reorganisasi. Tanggungjawab strategis Manajer SDM mencakup evaluasi kebutuhan
dan biaya staf untuk strategi alternatif yang diusulkan selama tahap perumusan
dan pengembangan rencana untuk peneraapan strategi yang efektif. Departemen SDM
harus mengembangkan insentif kinerja yang dengan jelas menghubungkan kinerja
dan gaji dengan strategis. Sistem manajemen strategis yang dirancang dengan
baik bisa gagal jika tidak ada perhatian yang memadai pada dimensi sumber daya
manusia. Penerapan strategi menghadirkan ancaman bagi banyak manajer dan
karyawan di suatu organisasi. Salah satu fokus dalam memadukan manajer dengan
strategi adalah bahwa pekerjaan itu mempunyai tanggungjawab yang spesifik dan
relatif statis walaupun orang dinamis dalam pengembangan kepribadian mereka.
Mengejutkan bahwa tak jarang selama perumusan strategi, nilai-nilai
keterampilan, dan kemampuan, individu yang diperlukan untuk penerapan strategi
yang berhasil tidak dipertimbangkan. Mungkin cara terbaik mencegah dan
mengatasi masalah SDM dalam manajemen strategis adalah dengan cara aktif
melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan di dalam prosesnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar